MANUSIA DAN HARAPAN
PENGERTIAN
HARAPAN
Setiap harapan mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan,berarti manusia
itu mati dalam hidup.berhasil atau tidaknya
suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan,harapan
harus berdasarlkan kepercayaan,baik kepercayaan padaa diri sendiri ,maupun
kepercayaan kepada tuhan yang maha esa.
Harapan adalah keinginan supaya sesuai
terjadi;sehingga harapan
SEBAB
MANUSIA MEMPUNYAI HARAPAN
Dorongan kodrat
Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai
keinginan atau harapan
Dorongan kebutuhan hidup
Menurut Abraham Maslow sesuai dengan kodrat nya harapan
manusia atau kebutuhan manusia itu adalah:
1)
Kelangsungan hidup
Untuk mencakupi kebutuhan pangan, sandang, dan papan maka
manusia sejak kecil telah mulai belajar. Dengan pengetahuan yang tinggi harapan
memperoleh pangan,sandang, dan papan yang layak akan terpenuhi.atau tiap
manusia perlu kerja keras dengan harapan apa yang diinginkan : pangan, sandang,
dan papan yang layak terpenuhi.
2)
Keamanan(safety)
Setiap orang membutuhkan keamanan. Sejak seorang anak lahir
ia telah membutuhkan keamanan. Agama merupakan cara memperoleh keamanan bagi
pemiliknya. Walaupun secara fisik keadaannya dalam bahaya, keyakinan bahwa
Tuhan memberikan perlindungan berarti sudah memberikan keamanan yang
diharapkan.
3)
Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai
Tiap orang mempunyai hak dan kewajiban. Dengan pertumbuhan
manusia maka tumbuh pula kesadaran akan hak dan kewajiban.
4)
Diakui lingkungan(status)
Setiap manusia membutuhkan status.
5)
Perwujudan cita-cita(self
actualization)
Selanjutnya manusia berharap diakui keberadaannya sesuai
dengan keahliannnya atau kepangakatannya atau profesinya. Pada saat itu manusia
mengembangkan bakat atau kepandaiannya agar ia diterima atau diakui
kehebatannya.
KEPERCAYAAN
Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan
pengakuan ataun keyakinan akan kebenaran.
Kebenaran
Kebenaran atau benar amat penting bagi manusia. Setiap
orang mendambakannya, karena ia mempunyai arti khusus bagi hidupnya. Ia
merupakan fokus dari segala pikiran, siakp dan perasaan.
Dr. Yuyun Suriasumantri dalam bukunya “filsafat
ilmu,”,sebuah pengantar populer ada tiga teori kebenaran sebagai berikut:
1.
Teori koherensi atau konsistensi
Yaitu suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu
bersifat koherensi atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang
dianggap benar.
2.
Teori korespondensi
Sutu teori yang menjalankan bahwa suatu pernyataan benar
bila materi pengetahuan yang dikandung
pernyataan itu berkorenpoden(berhubungan) dengan obyek yang dituju oleh
pernyataan tersebut.
3.
Teori pragmatis
Kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan
tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis.
Berbagai kepercayaan dan usaha meningkatkannya
Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Sumber
kebenaran adalah manusia. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas:
1.
Kepercayaan pada diri sendiri
Kepercayaan pada diri sendiri itu di tanamkan setiap
pribadi manusia. Percaya pada diri sendiri pada hakekatnya percaya pada tuhan
yang maha esa. Percaya pada diri sendiri, menganggap dirinya tidak salah,
dirinya menang.
2.
Kepercayaan kepada orang lain
Percaya kepada orang lain itu dapat berupa percaya kepada
saudara, orngtua, guru, atau siapa saja. Kepercayaan kepada orang lain itu
sudah tentu percaya terhadap kata hatinya, perbuatan yang sesuai dengan kata
hati, atau kebenarannya.
3.
Kepercayaan kepada pemerintah
Berdasarkan pandangan teokratis menurut etika. Filsafat
tingkah laku karya prof.Ir.Poedjawiyatna, negara itu berasal dari Tuhan.
4.
Kepercayaan kepada Tuhan
Kepercayaan kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting,
karena keberadaan manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh
Tuhan. Kepercayaan berarti keyakinan
dan pengakuan akan kebenaran.
Kepercayaan itu amat penting, karena merupakan tali kuat yang dapat
menghubungkan rasa manusia dengan Tuhannya.
Usaha yang dilakukan manusia untuk menuingkatkan rasa
percaya kepada Tuhannya. Usaha itu antara lain:
·
Meningkatkan ketaqwaan kita dengan
jalan meningkatkan ibadah
·
Meningkatkan pengabdian kita
kepada masyarakat
·
Meningkatkan kecintaan kita kepada
sesama manusia dengan jalan suka menolong, dermawan, dan sebagainya
·
Mengurangi nafsu mengumpulkan
harta yang berlebihan
·
Menekan perasaan negatif seperti
iri, dengki,fitnah, dan sebagainya
Source : nugroho,widyo ; ilmu budaya dasar ;gunadarma,
1993
Tidak ada komentar:
Posting Komentar